Rabu, 12 Oktober 2011

My Diary (Part I)

Aku dilahirkan pada tanggal 9 Mei 1988 atau bertepatan dengan tanggal 22 pada akhir bulan Ramadhan, untuk tahun Hijriahnya aku belum tahu pasti( sungguh Muslim yang memprihatikan,tidak tahu akan kalendernya sendiri. Mungkin itulah yang menjadi fenomena Muslim saat ini, mereka lebih hafal akan kalender Masehi daripada kalender orang Islam atau Hijriah…sok serius..tapi bener kok!!). Aku lahir pada hari Senin pahing( kata orang Jawa orang lair hari senin Pahing tu anaknya ganteng-ganteng loh..pinter-pinter lagi,,kayak gue banget gitchu deh..hehe narsis mode on:-p) di waktu pertengahan malam sekitar Jam 12 sampai jam 1( aku gak tahu persis, karena aku belum bisa ngeliat jam pada waktu itu, hehe. Lagian orang tuaku tentunya pada waktu itu lagi berat-beratnya ngeluarin aku, jadinya ya gak sempet ngeliat jam deh). Kemudian aku dilahirkan kedunia ini,aku melihat dunia pertama kali setelah aku bersembunyi di tempat yang aman dan nyaman tentunya selama kurang lebih Sembilan bulan dan tentunya harus menjalani proses kehidupan yang melelahkan lengkap dengan berbagai suka duka yang ditawarkannya.
Setelah itu orang tuaku memberiku nama yang mereka dapatkan dari Ulama’ yang tepandang di daerahku( tepatnya di desaku, desa tercinta Gondang Kec. Plosoklaten Kab. Kediri Prop. Jawa Timur, Indonesia, Bumi,Alam Semesta Raya, sampai ke Allah Azza Wajalla). Ulama’ itu bernama Romo kyai Abdurrahman Masyhud atau biasa dikenal dengan romo yai syuhud. Seorang kyai yang terkemuka yang bahkan menurut kebanyakan orang beliau sudah mencapai derajat Waliyullah karena berbagai karomah yang dimiliki oleh beliau. Dari romo yai syuhud orang tuaku memberiku nama “Muhammad Rosihuddin” ,nama Arab yang artinya “Muhammad Orang Yang Agamanya Melekat atau Kuat”. Nama yang baik bisa menjadi sebuah do’a bagi pemilik namanya. Setidaknya orangtuaku berharap aku bisa menjadi orang yang berkarakter seperti nama yang mereka berikan padaku( meski pada kenyataanyya sih gak persis-persis amat, atau bahkan jauh kali ya,,,hehe. Ya semoga aja cepet tobat dech, n kembali ke laptop,ups,,ke namanya I mean..moga aku bisa jadi apa yang diharapkan oleh kedua orang tuaku dan orang yang memberiku nama, aaaamiiiiin).
Itulah sejarah singkat seputar kronologis kelahiranku (wah-wah bahasanya boo’…kayak sejarah pahlawan ae..hehe.). Sejak belum lahir aku sudah merepotkan orang tuaku( buktinya aku membebani orang tuaku ampe’ Sembilan bulan lamanya,,waduh-waduh lama amat.) Bahkan yang lebih parah lagi orang tuaku sampai tidak bisa puasa karena lagi hamil tua( tega amat aku,,wah dosa besar ne..kan aku lahirnya di bulan puasa, jadine “ostosmastis” ibu’ku gak bisa puasa deh). Pengorbanan orang tuaku sungguh besar dan takkan terbalas.(pokoknya aku harus bisa bales perbuatan mulia orang tuaku,,bagaimanapun caranya..I Love U full,mamiii,,I Love U Full papiii…mmuuuah). Sejak kecil pula aku sudah merepotkan orang tuaku. Bahkan kata orang tuaku, dulu aku nakal sekali, bandel dan manja.(emangnya sekarang uda enggak ya??kayaknya sih tetep aja tuh..malah parah..) Semua kemauanku harus dituruti, kalau tidak aku akan menangis sekeras-kerasnya.( waah,,sadis amat aku ternyata). Dari itulah aku sekarang harus bertekat bulat untuk membalas kebaikan orang tuaku. Akan kuberikan mereka emas permata, akan kuberikan mereka semua kebahagiaan yang ada di dunia maupun di akhirat. Bahkan kalau mereka minta ,akan kubawakan rembulan ke pangkuan mereka.(waah..lebay amat sih lo!! Kayak lagu dangdut aja..). yang terpenting adalah aku harus memberi kebahagiaan kepada mereka. Aku harus membuat mereka bangga telah memiliki anak sepertiku. Aku harus meyakinkan kepada mereka bahwa mereka sungguh beruntung telah mengeluarkan aku ke dunia yang fana ini( hiduuuuuup!!!! Sumpe Lo Ya…awass kalo ampe’ngggak).
(kembali ke ceritaku....bagi pembaca yang udah capek silahkan pijetan dulu,,bagi yang laper silahkan beli makanan dulu ke warung, bagi yang mau muntah silahkan bawa peralatan selengkapnya seperti plastik ato ember…gue demokratis kok…bisa aja saking jeleknya ceritaku ampek mau muntah,,hehe.) Nama kecilku adalah “ROSIK” diambil dari kata “Rosihuddin”.(sebenernya gag nyambung-nyambung amat sih,,tapi tak apalah). Bahkan ada yang memanggilku “sikut” diplesetkan dari “SIK” jadi “SIKUT” atau artinya siku tangan. (suka-suka mereka lah..asal mereka seneng..padahal,,eemmmm..) Aku terlahir di lingkungan yang religious. Karena rumahku adalah “tempat ngaji”. Sejak kecil aku setiap hari mendengar lantunan ayat-ayat Allah, dan bahkan uraian pengajian “sorogan” kitab-kitab klasik atau biasa dikenal “kitab kuning” sudah akrab di telingaku. Kata kedua orang tuaku aku dulu sering ikut ngaji “kang santri”.(ato lebih tepatnya ganggu mereka ngaji sih..hehe maklum masih muda…ups…emang sekarang uda tua boo’???) Aku sering ikut menirukan “fa’ala-yaf’ulu fa’lan”, yaitu ilmu Shorof untuk memahami Bahasa Arab. Jadi ajaran agama Islam memang sudah akrab denganku sejak kecil( meski gitu ampek gedhe gini gak pinter-pinter agamanya….bodo amat ya…) Atau bisa jadi aku memeluk agama Islam karena “warisan” atau ikut-ikutan. Mau tidak mau aku harus mengakui kenyataan itu. Mungkin kalau aku terlahir di Gereja aku akan jadi orang Kristen, atau di Vihara mungkin aku malah jadi pendeta. Karena memang dari kecil aku tidak pernah punya inisiatif untuk mencari kebenaran tuhan sendiri seperti pengalaman Nabi Ibrahim yang mencari Tuhan( hayoo pada tau gak cerita Nabi Ibrahim??apa??!!gak tau???wah-wah sukanya cerita Harry Potter sih…). Hal itu memang sesuai dengan hadis Nabi Muhammad yang kurang lebih menyatakan bahwa “setiap anak yang dilahirkan itu dilahirkan dalam keadaan suci, kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi atau Nashrani”. Namun meski aku tidak terlahir spesial seperti Nabi Ibrahim yang sejak kecil mencari kebenaran tuhan secara otodidak, aku sangat bersyukur ke hadirat Allah SWT karena aku dilahirkan dalam lingkungan Islami dan memeluk agama Islam yang menurutku adalah agama yang paling benar. Seperti apa yang difirmankan oleh Allah SWT dalam kitab Al-Qur’an( hayooo,,,uda pad baca luum??jangan cuman baca majalah aja!!) bahwasanya “agama yang benar di sisi Allah adalah agama Islam”….(bagi lo yang gak Islam gpp kok….gue menghormati perbedaan…yang penting jangan perang lo ya..piiss.(peace)...cieee..sok diplomatis).
BE CONTINUED>>>>>>>>
(Udah dulu ya ceritanya…dilanjut Part 2 yang bakal nyeritain perjalanan hidup gue selanjutnya ampek gue gedhe gini…masi puanjang buanget lho,ne kan masi masa kecil gue sebelum skul,hehe……see you next time!!)

Minggu, 01 Agustus 2010

Cinta Tak Direstui

Malam ini ku liHat bulan
Tlah terjatuh lalu terurai
Dia mengerti apa yang harus aku lakukan...
Hari ini aku puTuskan
Untuk jauh melangkahkan kaki
Untuk pergi dari dirimu...
Biarkanlah kan ku bawa
Sejuta harapan yang indah
Yang pernah kita lalui saat bersama...
Ku harap kau bisa mengerti
CINTA KITA TAK DIRESTUI
Malam ini harus rela ku pergi....

Maafkanlah kekasih
Ku harus tingGalKanmu
Meski ku tau ini menjadi kau sakit hati...
Relakanlah kekasih
Tutup air matamu
Semua ini aku lakukan
Untuk kebaikanmu...

Dengarkanlah kekasih
Ku harus tingGalKanmu
Meski ku tau ini menjadi kau sakit hati...
Relakanlah kekasih
Tutup air matamu
Ini semua aku lakukan
Untuk kebaikanmu.....


Suarakan ini untuk mengakhiri semua yang pernah kita awali..............
U're still my biggest star.........yesterday, now, and forever.........

Kamis, 22 Juli 2010

masih ada jalan keluar

Ketika permasalahan hidup membelit dan kebingungan serta kegalauan mendera rasa hati. Ketika gelisah jiwa menghempas-hempas. Ketika semua pintu solusi terlihat buntu. Dan kepala serasa hendak meledak: tak mengerti apalagi yang mesti dilakukan. Tak tahu lagi jalan mana yang harus ditempuh. Hingga dunia terasa begitu sempit dan menyesakkan.
Ketika kepedihan merujit-rujit hati. Ketika kabut kesedihan meruyak, menelusup ke dalam sanubari. Atas musibah-musibah yang beruntun mendera diri. Apalagi yang dapat dilakukan untuk meringankan beban perasaan? Apalagi yang dapat dikerjakan untuk melepas kekecewaan?
Ketika kesalahan tak sengaja dilakukan. Ketika beban dosa terasa menghimpit badan. Ketika rasa bersalah mengalir ke seluruh pembuluh darah. Ketika penyesalan menenggelamkan diri dalam air mata kesedihan. Apa yang dapat dilakukan untuk meringankan beban jiwa ini?
Allah berfirman, “Barangsiapa bertakwa kepada-Nya, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.”
Rasulullah bersabda, “Ikutilah kesalahan dengan amal baik, niscaya ia akan menghapus dosa-dosamu.”
Ibnul Jauzi pernah berkata, “aku pernah dihimpit permasalahan yang membuatku gelisah dan galau berlarut-larut. Kupikirkan dan kucari solusi dengan segala cara dan usaha. Tapi aku tidak menemukan satu jalan pun untuk keluar darinya, hingga kutemukan ayat itu. Maka kusadari, bahwa jalan satu-satunya keluar dari segala kegalauan adalah ketakwaan. Dan ketika jalan ketakwaan itu kutempuh, tiba-tiba Allah sudah lebih dulu menurunkan penyelesaian. Maha suci Allah”.
Sungguh kita semua pasti pernah merasakan kebuntuan hati. Seolah semua jalan keluar sudah tertutup rapat. Maka saat itulah kita baru menyadari betapa lemahnya kita dan betapa besarnya kekuasaan Allah SWT.
Menyadari kelemahan bukan berarti pasrah sebelum ikhtiar. Bukan pula pembenaran atas segala kesalahan dan kecerobohan. Namun sebagai bentuk bersandarnya hati pada Dzat yang Maha Besar yaitu Allah SWT, manakala semua langkah ikhtiar untuk keluar dari permasalahan sudah dicoba.
Saudaraku…. Tapakilah jalan takwa, niscaya akan datang pertolongan Allah. Dan segala kegelisahan pun akan segera sirna. Wallahu a’lam.

PERTEMUAN

Berdiri di samping makam
Dengan matahari pagi berkilau merah jambu di tanah
Jiwaku membekuk
mencari wajahmu
dan perasaanku membengkak dan membanjiri
menghadapi engkau
menembus tanah yang tebal
kubiarkan pandanganku lepas
ke barisan makam-makam
ratusan batu nisan
di tanah merah, di rumput tebal
kayu berlumut, marmer bernyanyi
dan bak kilat menyambar hatiku
begitu banyak kesedihan membumbung
begitu sering kesedihan mengiris air mata
ke atas tanah
Oh saudariku berbaju putih
kau tak sendirian di tanah
Dan jiwaku yang malang membungkuk
ke kaki Allah yang Esa
di hadapanNya kesedihanku
adalah kesedihan dunia
kesengsaraanku kesengsaraan dunia
aku debu di udara
di tiup angin
sebutir embun sejuk jatuh di jiwaku
dan bersinar terang di mataku

Sabtu, 12 Juni 2010

indahnya islam memuliakan wanita

sebelum Islam datang, bangsa Arab memperlakukan perempuan sebagai manusia yang bernilai rendah. Kaum perempuan saat itu dianggap sebagai harta benda yang bisa diwarisi. Jika seorang suami meninggal maka walinya berhak terhadap istrinya. Wali tersebut berhak menikahi si istri tanpa mahar, atau menikahkannya dengan lelaki lain dan maharnya diambil oleh si wali, atau bahkan menghalang-halanginya untuk menikah lagi.

Bayi perempuan dianggap sebagai aib, sehingga orang Arab Jahiliyyah mengubur hidup-hidup bayi perempuan yang baru lahir. Namun Rasulullah saw. datang membawa risalah Islam untuk melenyapkan semua bentuk kezaliman tersebut dan mengembalikan hak-hak kaum perempuan.

Tindakan yang memeras dan mengeksploitasi hak-hak kaum perempuan, semua dihapus. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam QS. an-Nisa’ ayat 19:


يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَحِلُّ لَكُمۡ أَن تَرِثُواْ ٱلنِّسَآءَ كَرۡهً۬اۖ وَلَا تَعۡضُلُوهُنَّ لِتَذۡهَبُواْ بِبَعۡضِ مَآ ءَاتَيۡتُمُوهُنَّ إِلَّآ أَن يَأۡتِينَ بِفَـٰحِشَةٍ۬ مُّبَيِّنَةٍ۬ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِۚ فَإِن كَرِهۡتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـًٔ۬ا وَيَجۡعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيۡرً۬ا ڪَثِيرً۬ا

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka Karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang Telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.”

Rasulullah saw. juga bersabda:

“Barangsiapa yang memiliki anak perempuan, dan ia tidak menguburnya hidup-hidup, tidak menghinanya, dan tidak cenderung kepada anAk laki-lakinya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam sYurga.”

Islam juga menetapkan bagaimana seorang suami harus memperlakukan
isterinya, Rasulullah saw. bersabda:

“Wahai manusia, memang benar kalian memiliki hak atas isteri kalian, tapi mereka juga punya hak atas kalian. Ingatlah, bahwa kalian telah mengambil mereka sebagai isteri atas kepercayaan dan izin Allah. Jika mereka taat, maka mereka berhak diberi nafkah dan pakaian serta kebaikan. Baik-baiklah kepada mereka, karena mereka adalah pasangan dan penolong kalian.”

Penghargaan tinggi atas tugas-tugas perempuan sebagai ibu dan kepala rumah tangga juga diberikan Islam.

Nabi saw. bersabda:
“Pada masa kehamilan hingga persalinan, dan hingga berakhirnya maasa menyusui, seorang perempuan mendapatkan pahala yang setara dengan pahalanya orang yang menjaga perbatasan Islam.” (HR. Thabrani)

Nabi saw. juga pernah bersabda:
“Ketika seorang perempuan menyusui anaknya, untuk setiap tegukan itu ia akan mendapatkan pahala seolah-olah ia baru dilahirkan sebagai seorang manusia, dan ketika ia menyapih anaknya, para malaikat menepuk punggungnya sambil berkata, ‘Selamat! Semua dosa-dosamu yang telah lalu telah diampuni, kini semuanya berjalan dari awal lagi’.” (Raiyadhu as-Salihin)